Selamat Datang di Mas Febry.

Selamat Datang Di Halamannya Mas Febri. (Mengupas/Sharing Peneliti Dunia Astronomi dan Kerahasiaan Dunia ciptaan Allah SWT.) Silahkan Pilih Artikel serta informasi yang menurut anda menarik, dan jangan lupa untuk Follow Twitter Mas Febri : @febry_why ... Welcome.

BINTANG LUAR ANGKASA MENURUT ISLAM by.febry


Bismillahirrahmanirrahim.
Artikel oleh : febry

Assalamualaikum. Wr.Wb

Bintang adalah pelita-pelita yang menghiasi langit dekat, merupakan bola besar yang panas, terang, pijaran gas yang mengeluarkan cahaya. Bintang kelihatan kecil karena sangat jauh dari bumi. Bintang yang terdekat dengan tata surya kita adalah Proxima Centauri, yang berjarak lebih dari 4000 juta juta km, atau sekitar 4 tahun cahaya.
Al-Qur’an telah menjelaskan kegunaan manfaat bintang-bintang sebagai: Tanda untuk penunjuk jalan, hiasan langit dunia, peluru-peluru untuk melempar syaitan dan sebagai salah satu sumber rejeki.
Pada bigian ini penulis berusaha mengenalkan beberapa bintang-bintang dan fungsi dan faedahnya, dengan mengacu kepada ayat-ayat yang mengandung sumpah di dalam Al Qur’an. Dan sekaligus menampakan nilai-nilai sains di dalam Al Qur’an, sebagai berikut:

1. LUBANG HITAM (BLACK HOLES)
Artinya: “Sungguh, Aku bersumpah dengan bintang-bintang yang beredar dan terbenam”.
Arti kata (Al Khunnasi - Al Jawari - Al Kunnasi):

Kalimat “al-khunnasi al-jawari al-kunnasi” dari Surah at-Takwir ayat ke-16 dalam bahasa Arab, dapat dilihat dari Kamus Ibnu Faris (w. 395 H) dan Kamus-kamus bahasa Arab lainnya, mendifinisikan dua kalimat ini agar mendekati kepada pengertian yang dimaksud kalimat al-khunnasi al-jawari al-kunnasi pada kedua ayat surah At-Takwir, sbb:
Pertama: “Al-khunnas”, berasal dari kata kerja “khanasa”, yang artinya menghilang dan tertutupi, dikatakan al-khanasu, hilang dipersembunyiaanya, seperti dikatakan pula “khanastu anhu, wa akhnastu anhu haqqahu”, saya tersembunyi dari dia, atau saya menyembunyikan dari dia. Wal-khunnasi: Bintang hilang dipersembunyian, dikatakan demikian karena menghilang di siang hari dan muncul pada malam hari. Dan “al khunnaasu”, bentuk isim fail dalam bahasa Arab, adalah sifat syetan karena dia kabur jika disebutkan Nama Allah. Dengan demikian, al-khunnas plural “khaanis”, yaitu sesuatu yang hilang dari pandangan mata.‏
Kedua: “Al-jawari”, atau “al-jariyati” : melintas (pada porosnya), yaitu plural “jariyatu”, dari asal kata “al-jariyu”, melintas dengan kecepatan tinggi.

Ketiga: “Al-kunnasi”, (kanasa) bisa berarti dua hal: pertama, menghapuskan sesuatu dimukanya, menyapunya atau menghilangkannya. Kedua, berarti tersembunyi. Arti yang pertama menyapu rumah, yaitu membersihkannya dari debu, sedangkan “al-maktasatu” berarti alat sapu dan “al-kannaasatu”, yang disapu.
Dengan demikian, “Wal-kunnasi” : Bintang-bintang yang menghilang dan tersembunyi di tempat peredarannya kerena melintas sangat cepat.

Hakikat sains Al Qur’an :
Firman Allah: “Sungguh, Aku bersumpah dengan bintang-bintang, yang menghilang dan terbenam”.
Pengertian-pengertian di atas sesuai dengan apa yang dimaksud kalimat al-khunnasi, tetapi adanya dua kalimat pada ayat ke-16 dari surah At-Takwir yang mengandung arti yang sama, mendorong ahli tafsir berspekulasi lain penafsirannya pada dua ayat di surah At Takwir ini:

Allah bersumpah suatu sumpah yang tegas demi bintang-bintang yang bersinar, bersembunyi di siang hari, melintas pada tempat peredarannya kemudian tersapu dan tertutup pada petangnya.

Al-Qurthubi menafsirkan: “Yaitu bintang-bintang yang bersembunyi di siang hari, dan tersapu atau tertutup pada petang harinya”. Makhluf menafsirkan: “Allah SWT bersumpah demi bintang-bintang yang tersembunyi di siang hari, yaitu hilang cahayanya dari pandangan mata, tetapi ia tetap berada pada tempat peredarannya, dan tersapu atau tertutupi pada petang harinya”. Beberapa ahli tafsir modern menafsirkan: “Yaitu bintang-bintang yang menghilang atau kembali pada porosnya, dan melintas keperedarannya kemudian bersembunyi.

Dengan mempertimbangkan spekulasi-spekulasi pengertian di atas, penulis berkesimpulan bahwa indikasi dari dua kalimat yang terdapat pada ayat ke-16 surah At Takwir tersebut, Allah mengarahkan perhatian pada sebuah kenyataan ilmiah penting.
Allah bersumpah dengan bintang-bintang yang beredar dan terbenam, indikasi ini sama persis dengan salah satu fenomena alam di ruang angkasa yang baru pada abad ke-20 ditemukan oleh astronom, yaitu “Lubang Hitam” (Black Holes).


Hakikat Ilmu Pengetahuan Kontemporer:
Lubang hitam: Adalah suatu fenomena alam ruang angkasa terbentuk ketika sebuah bintang yang telah menghabiskan seluruh bahan bakarnya ambruk hancur ke dalam dirinya sendiri, dan akhirnya berubah menjadi sebuah lubang hitam dengan kerapatan tak hingga dan volume nol serta medan magnet yang amat kuat.

Kita tidak mampu melihat lubang hitam dengan teropong terkuat sekalipun, sebab tarikan gravitasi lubang hitam tersebut sedemikian kuatnya sehingga cahaya tidak mampu melepaskan diri darinya. Namun, bintang yang runtuh seperti itu dapat diketahui dari dampak yang ditimbulkannya di wilayah sekelilingnya.
Tak ada sesuatu, termasuk radiasi elektromagnetik yang dapat lolos dari gravitasinya, bahkan cahaya hanya dapat masuk tetapi tidak dapat keluar atau melewatinya, dari sini diperoleh kata "hitam".

Istilah "lubang hitam" pertama kali digunakan tahun 1969 oleh fisikawan Amerika John Wheeler. Awalnya, kita beranggapan bahwa kita dapat melihat semua bintang. Akan tetapi, belakangan diketahui bahwa ada bintang-bintang di ruang angkasa yang cahayanya tidak dapat kita lihat. Sebab, cahaya bintang-bintang yang runtuh ini lenyap. Cahaya tidak dapat meloloskan diri dari sebuah lubang hitam disebabkan lubang ini merupakan massa berkerapatan tinggi di dalam sebuah ruang yang kecil.

Gravitasi raksasanya bahkan mampu menangkap partikel-partikel tercepat, seperti foton (partikel cahaya). Misalnya, tahap akhir dari sebuah bintang biasa, yang berukuran tiga kali massa Matahari, berakhir setelah nyala apinya padam dan mengalami keruntuhannya sebagai sebuah lubang hitam bergaris tengah hanya 20 kilometer (12,5 mil)! Lubang hitam berwarna "hitam", yang berarti tertutup dari pengamatan langsung. Namun demikian, keberadaan lubang hitam ini diketahui secara tidak langsung, melalui daya hisap raksasa gaya grafitasinya terhadap benda-benda langit lainnya.

Sebagaimana telah dibahas, bintang-bintang yang dijelaskan sebagai Al-Khunnasi al-jawari al-khunnasi dalam Al Qur'an memiliki kemiripan dekat dengan Black Holes yang dipaparkan di abad ke-20, dan mungkin mengungkapkan kepada kita tentang satu lagi keajaiban ilmiah Al Qur'an. (Wallahu A’lam).
BINTANG SI'RAA (SIRIUS)

Artinya : “Demi bintang ketika jatuh”.
Menurut kamus bahasa arab Al Muhith, kalimat “hawa”, pada ayat ke-1 surah An Najm ini artinya “jatuh”, yang kalau dirujuk pada kirab-kitab tafsir semuanya berkisah tentang bintang yang jatuh. Allah SWT tidak menjelaskan nama bintang yang jatuh pada ayat ini, ahli tafsir berbeda pendapat dalam mengidentifikasikan nama bintang tersebut. Yang dapat mencerahkan kita adanya ayat ke-49 surah yang sama menyebutkan bintang "Syi'raa" (Sirius).


Bintang Sirius (Syi’raa) :
Banyak sekali riwayat yang berbeda-beda dari ahli tafsir tentang bintang yang dimaksud ayat ini, penulis cenderung menyebutnya sebagai bintang “Sirius” (Syi’raa) dengan alasan, sbb :
Pertama, surah yang menceritakan peristiwa ini dinamakan surah An Najm (Bintang), di dalam surah yang terdiri dari 62 ayat ini tidak disebutkan bintang kecuali hanya pada dua tempat saja, yaitu pada ayat ke-1 disebutkan dalam bentuka sumapah “demi bintang ketika jatuh” (tidak dijelaskan namanya). Dan pada ayat ke-49 disebutkan sebagai Bintang Sirius, dalam firman Allah : “dan bahwasanya Dialah Tuhan (yang memiliki) bintang Syi'raa” (QS. An-Najm : 49).
Kedua, Allah tidak bersumpah di dalam Al Qur’an kecuali hanya pada hal-hal yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap manusia, kenyataan bahwa kata Arab “Syi’raa”, yang merupakan padan kata bintang Sirius adalah bintang paling terang di langit malam hari.

Sirius sesungguhnya adalah sepasang dua bintang, yang dikenal sebagai Sirius A dan Sirius B. Yang lebih besar adalah Sirius A, yang juga lebih dekat ke Bumi dan bintang paling terang yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Tapi Sirus B tidak dapat dilihat tanpa teropong.

Bintang ganda Sirius beredar dengan lintasan berbentuk bulat telur mengelilingi satu sama lain. Masa edar Sirius A dan B mengelilingi titik pusat gravitasi mereka yang sama adalah 49,9 tahun. Angka ilmiah ini kini diterima secara bulat oleh jurusan astronomi di universitas Harvard, Ottawa dan Leicester.

Ketiga, Bintang Sirius telah mengambil perhatian besar bangsa-bangsa terdahulu, sebagaimana diketahui bahwa bangsa Mesir kuno menjadwalkan banjir sungai Nil dengan lewatnya bintang Sirius di atas angkasa, mereka memantaunya dengan tujuan tersebut dan mengawasi setiap gerakannya. Dan bintang Sirius ini juga punya peranan penting pada legenda-legenda bangsa Persia dan Arab pada umumnya.

Syi’raa adalah bintang raksasa dan paling terang di langit malam hari, bintang yang nyaris dijadikan Tuhan oleh nabi Ibrahim kalau-lah tidak meperoleh hidayah dari Allah SWT. Syi’raa salah satu sembahan bangsa arab jaman jahiliyah, yaitu kasus yang dicela dan diberantas oleh surah An Najm ini. Maka indikasi yang paling dekat dimaksud pada awal ayat An Najm “Demi bintang ketika jatuh”, adalah bintang “Sirius”.


Dengan demikian, pemilihan fenomena “Demi bintang ketika jatuh”, sesuai karakter bintang Sirius. Dengan kata lain Allah memperingatkan dalam sumpah-Nya bahwa bintang sebesar apapun adanya termasuk Sirius pasti akan jatuh dan berubah bentuknya, maka tidak layak untuk disemabah. Yang wajib disembah adalah Allah Yang Maha Perkasa, Tinggi dan Kekal.
(Wallahu a'lam).


2,RASI BINTANG
Rasi bintang atau konstelasi adalah sekelompok bintang yang tampak berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus. Dalam ruang tiga demensi, kebanyakan bintang yang kita amati tidak memiliki hubungan satu dengan lainnya, tetapi dapat terlihat seperti berkelompok pada bola langit malam. Manusia memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam mengenali pola dan sepanjang sejarah telah mengelompokkan bintang-bintang yang tampak berdekatan menjadi rasi-rasi bintang.

Susunan rasi bintang yang tidak resmi, yaitu yang dikenal luas oleh masyarakat tapi tidak diakui oleh para ahli astronomi atau Himpunan Astronomi International, juga disebut asterisma. Bintang-bintang pada rasi bintang atau asterisma jarang yang mempunyai hubungan astrofisika; mereka hanya kebetulan saja tampak berdekatan di langit yang tampak dari Bumi dan biasanya terpisah sangat jauh.

Pengelompokan bintang-bintang menjadi rasi bintang sebenarnya cukup acak, dan kebudayaan yang berbeda akan memiliki rasi bintang yang berbeda pula, sekalipun beberapa yang sangat mudah dikenali biasanya seringkali ditemukan, misalnya Orion atau Scorpius.

Himpunan Astronomi International telah membagi langit menjadi 88 rasi bintang resmi dengan batas-batas yang jelas, sehingga setiap arah hanya dimiliki oleh satu rasi bintang saja. Pada belahan bumi (hemisfer) utara, kebanyakan rasi bintangnya didasarkan pada tradisi Yunani, yang diwariskan melalui Abad Pertangahan, dan mengandung simbol-simbol Zodiak.

Beragam pola-pola lainnya yang tidak resmi telah ada bersama-sama dengan rasi bintang dan disebut asterisma, seperti Bajak (juga dikenal di Amerika Serikat sebagai Big Dipper) dan Little Dipper (Lihat : Gb. Bintang Utara).

 Big Dipper terlihat seperti sendok. Mereka adalah rasi bintang yang penting untuk dilihat karena dapat memperlihatkan kepada kita dimana Bintang Utara (North Star). Bintang Utara selalu menunjukkan arah utara. Jika kita menemukan Bintang Utara, kita akan dapat menemukan arah utara, selatan, timur, dan barat. Dengan mengetahui arah, kita dapat menemukan jalan saat tersesat. Kita juga dapat menemukan arah qiblat jika kita memerlukan.

Setidaknya ada empat rasi bintang utama yang perlu kita ketahui, yaitu :

Rasi Bintang Pari: Berbentuk palang, dan bintang di ujung palang sentiasa menunjukkan ke arah selatan.

Rasi Bintang Belantik: Bentuknya menyerupai seorang pemburu, dan bintang di kepala menunjukkan arah utara.

Rasi Bintang Biduk: Berbentuk sendok, dan dua bintang di ujung menunjuk ke arah utara.

Rasi Bintang Skorpion: Menggambarkan seekor kala jengking.


Allah SWT Yang Maha Pengasih, telah memberikan bintang yang dapat menunjuki kita. Selama beberapa abad para pelaut dan penjelajah menggunakan bintang untuk menemukan jalan mereka. Bintang adalah karunia yang besar bagi manusia.

Sungguh menakjubkan betapa bintang dapat menunjuki kita dan membantu kita disaat tersesat? Bintang membuktikan kepada kita bahwa Allah adalah Maha Kuasa, Maha Pengasih, dan maha Penyayang. (Wallahu A'lam)


3.BINTANG THAARIQ (PULSARS)
Arti kata Thaariq:
Kata "Thaariq", nama Surah ke-86 dari Al Qur’an, berasal dari akar kata bahasa arab "thaarq", yang arti dasarnya adalah: "memukul dengan cukup keras untuk menimbulkan suara", atau "menumbuk", atau "berdenyut atau berdetak".
Pendapat ahli tafsir:
Beberapa pendapat ahli tafsir tentang ayat ini, sebut saja misalnya: Ibnu Katsir, ia mengemukan pendapat Qatadah dan ahli tafsir terdahulu lainnya mengatakan: “Di namakan bintang thariq karena muncul di malam hari dan menghilang pada siang hari…”, dan menambahkan tafsiran Ibnu Abbas ra. tentang kalimat “ats tsaaqib” dengan “bersinar”.

Berbeda dengan Sayyid Quthub hanya mengomentari sebagai jenis bintang tertentu saja, tidak bersedia merincikan jenis bintang tersebut, bahkan berkesimpulan bahwa langit dan bintang-bintangnya semua memancarkan cahaya di kegelapan malam.

Sedangkan Makhluf menafsirkan: “Yang diaksudkan disini (ath thaariq), yaitu bintang yang nampak di malam hari..”, ia menambahkan: “an-najmu ats-tsaaqibu”, yaitu yang bersinar, seakan-akan menembus kegelapan Dengan cahayanya..”. Seperti juga Sayyid Quthub, ia menyebut sebagai jenis bintang tertentu.

Ash Shabuni dan para penyusun Tafsir Al Muntakhab sepakat dengan pendapat Ibnu Katsir di atas, dan menambahkan bahwa selain kalimat sumpah ini menunjukan jenis bintang tertentu, ada juga pembatasan dan pengkhususan yang tidak bisa di lupakan dalam ayat ini. Seandainya simbol ath thariq sama dengan semua bintang, tidaklah disebutkan dalam ayat ini dengan perincian sedetail ini…
Hakikat al-Qur’an:
Dengan mempertimbangkan arti yang memungkinkan dari kata tersebut, yaitu memukul keras, berdenyut atau berdetak seperti dijelaskan di atas, dan penjelasan dari beberapa ahli tafsir, perhatian kita akan diarahkan oleh ayat ini pada sebuah kenyataan ilmiah penting.

Istilah bintang disebutkan di dalam Al Qur’an sebanyak 14 kali, empat diantaranya bentuk single “an-najm”, sembilan bentuk plural “an-nujum”, dan satupun diantaranya tidak ada disebut dengan “ath-thaariqi an-najmu ats tsaaqibu”, kecuali yang ada dalam Surah yang kita bahas ini.

Untuk menggambarkan bintang ini, lebih lanjut Allah berfirman: “Tahukah anda apakah Bintang Thariq itu?, yaitu bintang yang cahayanya menembus”. Istilah ath-thariqi dalam ayat di atas berarti sebuah bintang yang menembus malam, yang menembus kegelapan, yang muncul di malam hari, yang menembus dan bergerak, yang berdenyut atau berdetak, yang menumbuk, atau bintang terang.

Dari ayat ke-3 surat Ath Thaariq istilah "an najmu ats tsaaqibu," yang berarti yang menembus, yang bergerak, atau yang membuat lubang, mengisyaratkan bahwa Thaariq adalah sebuah bintang terang yang membuat lubang di kegelapan dan bergerak, semua sifat-sifat ini mengidentifikasikan pada sebuah fenomena alam ruang angkasa yang yang maha dahsyat, baru di abad ke-20 ditemukan oleh ilmu pengetahuan kontemporer, yaitu dikenal dengan "PULSARS".
Hakikat ilmu pengetahuan modern:
Melalui penelitian oleh Jocelyn Bell Burnell, di Universitas Cambridge pada tahun 1967, sinyal radio yang terpancar secara teratur ditemukan. Namun, hingga saat itu belumlah diketahui bahwa terdapat benda langit yang berkemungkinan menjadi sumber getaran atau denyut (detak) teratur yang agak mirip pada jantung.

Pada tahun 1967, para pakar astronomi menyatakan bahwa, ketika materi menjadi semakin rapat di bagian inti karena perputarannya mengelilingi sumbunya sendiri, medan magnet bintang tersebut juga menjadi semakin kuat, sehingga memunculkan sebuah medan magnet pada kutub-kutubnya sebesar 1 triliun kali lebih kuat daripada yang dimiliki Bumi. Mereka lalu paham bahwa sebuah benda yang berputar sedemikian cepat dan dengan medan magnet yang sedemikian kuat memancarkan berkas-berkas sinar yang terdiri dari gelombang-gelombang radio yang sangat kuat berbentuk kerucut di setiap putarannya.

Tak lama kemudian, diketahui juga bahwa sumber sinyal-sinyal ini adalah perputaran cepat dari bintang-bintang neutron. Bintang-bintang neutron yang baru ditemukan ini dikenal sebagai "pulsar" (Radio Pulsars). Disebut demikian, karena menimbulkan denyutan-denyutan sinyal radio secara teratur setiap detik, yang mencapai tiga puluh kali denyutan per detik. Adalah rahmat Allah kepada kita, bahwa denyutan-denyutan radio paling dekat ke kita mencapai 5000 tahun cahaya, kalau tidak pastilah denyutan-denyutannya mengerikan tersebut akan menghancurkan semua tata kehidupan di bumi ini.

Bintang-bintang ini, yang berubah menjadi pulsar melalui ledakan supernova, tergolong yang memiliki massa terbesar, dan termasuk benda-benda yang paling terang dan yang bergerak paling cepat di ruang angkasa. Sejumlah pulsar berputar 600 kali per detik.

Kata pulsar berasal dari kata kerja “to pulse”. Menurut kamus American Heritage Dictionary, kata tersebut berarti bergetar, berdenyut. Kamus Encarta Dictionary mengartikannya sebagai berdenyut dengan irama teratur, bergerak atau berdebar dengan irama teratur yang kuat. Lagi menurut Encarta Dictionary, kata “pulsate", yang berasal dari akar yang sama, berarti mengembang dan menyusut dengan denyut teratur yang kuat.

Menyusul penemuan itu, diketahui kemudian bahwa peristiwa alam yang digambarkan dalam Al Qur'an sebagai thaariq, yang berdenyut, memiliki kemiripan yang sangat dengan bintang-bintang neutron yang dikenal sebagai pulsar.

Bintang-bintang neutron terbentuk ketika inti dari bintang-bintang maharaksasa runtuh. Materi yang sangat termampatkan dan sangat padat itu, dalam bentuk bulatan yang berputar sangat cepat, menangkap dan memampatkan hampir seluruh bobot bintang dan medan magnetnya. Medan magnet amat kuat yang ditimbulkan oleh bintang-bintang neutron yang berputar sangat cepat ini telah dibuktikan sebagai penyebab terpancarnya gelombang-gelombang radio sangat kuat yang teramati di Bumi.

Di ayat ke-2 Surah Ath Thaariq : "Tahukah anda apakah Ath Thariq itu ?", merujuk pada pemahaman. Pulsar, yang terbentuk melalui pemampatan bintang yang besarnya beberapa kali ukuran Matahari, termasuk benda-benda langit yang sulit untuk dipahami. Pertanyaan pada ayat tersebut menegaskan betapa sulit memahami bintang berdenyut ini. (Wallaahu a'lam)

4.ROTASI BINTANG-BINTANG
Salah satu ke istimewaan Al Qur’an mudah dipahami oleh setiap orang sesuai dengan tingkat kecerdasannya, bangsa arab yang menerima Al Qur’an pada jamannya atau sesudahnya sedikit, mengetahui bahwa tempat Peredaran bintang-bintang yang kita saksikan sangatlah besar, karena manusi tidak mampu mencapainya. Saking besarnya peristiwa-peristiwa alam tersebut Allah SWT bersumpah dengannya. Ini penafsiran sederhana mereka terhadap ayat ini.

Namun, jaman sekarang terutama setelah ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat khusunya di bidang astronomi, timbullah pemahaman baru sungguh menakjubkan, yang memberikan pencerahan kenapa Allah SWT bersumpah demi rotasi bintang-bintang, dan mendeklarasikan sumpah ini dengan peristiwa yang sangat besar.

Ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa manusia sama sekali tidak dapat melihat bintang-bintang, sungguh ini merupakan hal yang luar biasa, yaitu hakikatnya adalah tanda-tanda kekuasaan Allah. Apa yang kita saksikan di atas langit sana hanyalah rotasi bintang-bintang saja, yang sebelumnya di tempati bintang-bintang kemudian berpindah keposisi yang lain pada peredarannya.

Jagad raya yang sedemikian luas, dan bintang-bintang yang jauhnya tak terkirakan dari kita penghuni bumi, membuat sinarnya tidak akan sampai ke kita kecuali setelah tenggang waktu yang sangat lama, dimana bintang-bintang tersebut sudah tidak diposisi kita lihat, dia sudah bergeser jauh meneruskan peredarannya dalam galaksi. Atau mungkin saja sudah jatuh menjadi lubang hitam karena kehabisan energi, tetapi sinarnya masih menyala-nyala di kegelapan malam dan sampai ke kita.

Matahari misalnya, bintang yang paling dekat ke bumi, jaraknya kira-kira mencapai 150 juta kilometre, cahayanya akan sampai ke bumi setelah kira-kira 8 menit. Kecepatan cahaya adalah 300 ribu KM/ detik, bayangkan kalau matahari berputar pada porosnya dengan kecepatan 19 KM/ detik, ini berarti selama 8 menit jarak tempuh cahaya sampai ke bumi itu, matahari telah bergerak meninggalkan sumber cahaya yang kita lihat tersebut sepanjang 10 ribu kilometer, itulah jarak yang telah ditempuh matahari meninggalkan jejak cahaya yang baru kita lihat.

Kalau saja matahari, bintang yang paling dekat dengan kita, meninggalkan jejak cahaya sedemikian jauh, berapa jauh lagi jarak tempuh bintang-bintang lain yang lebih jauh sekali dari kita, dengan massanya terkadang lebih besar ribuan kali lipat dari matahari kita, hanya kemampuan penglihatan kita-lah yang terbatas menjangkaunya.

Ini hanya salah satu sebab kenapa bintang-bintang tidak dapat di lihat oleh kita kecuali hanya jejaknya saja, disana masih ada sebab-sebab lain yang penulis tidak ingin memperpanjang disini, pada kesempatan lain kita akan membahasnya, insya Allah.
Jangan lupa follow twitter saya @febry_why

Wassalamualaikum.Wr.Wb
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar